Sabtu, 19 Februari 2011

Perekonomian Indonesia

Kondisi perekonomian di Indonesia pada tahap pemerintahan SBY ini mengalami kemajuan yang baik dibandingkan pemerintahan selama era reformasi Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Namun kondisi perekonomian Indonesia masih tergolong lambat akibat dari berbagai permasalahan yang dihadapi sekarang ini seiring pemulihan krisis global yang terjadi sepanjang 2008-2009. Beberapa permasalahan yang dihadapi pemerintah saat ini antara lain : Masalah kemiskinan karena belum adanya pemerataan pendapatan nasional di setiap daerah-daerah,krisis nilai tukar yang terus meningkat, masalah hutang di luar negeri yang disebabkan karena nilai mata uang asing yang tinggi terutama dolar AS,masalah inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pengangguran yang tergolong masih tinggi dan masih banyak lagi permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dan terus berkepanjangan di negeri tercinta ini.

Momentum Kepala BPS Rusman Heriawan menyampaikan melalui pesan singkatnya kepada detikFinance di Jakarta Minggu, 6 febuari 2011.
Badan Pusat Statistik (BPS) “optimistis pertumbuhan ekonomi RI pada 2010 bakal menembus 6%. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 yang mendekati 7%”. Untuk 2011, prospek ekonomi dunia terus membaik dan diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula. Kecenderungan ini memperkuat keyakinan bank sentral terhadap prospek perekonomian Indonesia sehingga diperkirakan mencapai kisaran 6,0%-6,5% pada tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2011 diperkirakan dapat mencapai 6,4%, ditopang oleh masih kuatnya permintaan domestik dan membaiknya sisi eksternal. Kinerja ekspor masih cukup tinggi sejalan dengan pemulihan ekonomi global.

Meskipun kondisi ini masih sangat riskan dipertahankan dengan memperhatikan gejolak global (kenaikan harga minyak dan komoditas pangan) yang sedang terjadi di akhir-akhir penghujung. Bergejolaknya harga minyak dunia dan beberapa komoditas pangan serta krisis finansial global yang sedang terjadi menjadi tantangan berat bagi pemerintahan sekarang untuk melanjutkan momentum pertumbuhan tersebut. Keberlanjutan momentum ini juga tergantung pada kualitas dan besarnya daya tahan perekonomian yang tercipta hingga tahun 2011.

Apabila kualitas dan daya tahan perekonomian tidak terlaksana secara simetris dengan angka pencapaian pertumbuhan yang relatif baik hingga akhir tahun, maka kondisi perekonomian Indonesia sangatlah rawan rontok dalam menghadapi imbas gejolak eksternal yang sedang terjadi.Lantaran menghadapi tantangan yang tidak mudah, pemerintah ke depan harus lebih serius memperbaiki kinerja ekonominya. Jika tidak, rasanya sulit untuk bisa keluar sebagai pemenang di era globalisasi ini. Apalagi, angka kemiskinan dan pengangguran masih terus menjadi ancaman di negeri ini.