Rabu, 27 November 2013

Review Jurnal Kode Etik Penyajian Laporan Keuangan Dengan IFRS

Judul Penelitian    : Analisis Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan
                                  Pada PT.PLN (Persero) Area Padang
Penulis                  : Titin Sukma Tanjung ; Yosi Yulia,SE,MM,AK ; Dessy Haryani,SE,MM,AK 
Sumber                 :  http://www.upi-yptk.ac.id/ejournal/File_Jurnal/Jurnal%20baru.pdf      

ABSTRAK :
      Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan antara penyajian Laporan Keuangan pada PT. PLN (Persero) Area Padang dengan penyajian Laporan Keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 1. Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan membandingkan antara Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) dengan Laporan Keuangan PSAK No.1
     Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan yang telah di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan, meskipun ada perkiraan-perkiraan akuntansi yang tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1). Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Komprehensif.
      Akhirnya penulis menyarankan kepada perusahaan agar menerapkan Standar Akuntansi Keuangan sepenuhnya agar Laporan Keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.
Kata kunci : PSAK No. 1, Laporan Keuangan   
Nama File Journal : 09101155110116_Titin Sukma Tanjung_Akuntansi

1. PENDAHULUAN 
      Dengan perubahan standar akuntansi di Indonesia dari tahun 1994 sampai sekarang membuat banyak perubahan yang terjadi pada perubahan standar akuntansi keuangan di Indonesia dari tahun 1994-2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No.1 Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas , dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
       Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha perusahaan ke depan (going concern). Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan,penggabungan,pengikhtisaran semua transaksi yang di lakukan oleh perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar,transparan,mudah dipahami dan dapat di perbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.Era globalisasi dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan sehingga mendorong perusahaan untuk lebih efisien dan selektif dalam beroperasi sehingga tujuan perusahaan dalam mencapai laba yang tinggi dalam jangka panjang bisa terwujud. Perusahaan sebagai organisasi profit oriented untuk selalu meningkatkan kuantitas serta kualitas usahanya sehingga keuntungan yang diharapkan akan tercapai.
       PT. PLN (Persero) Area Padang merupakan tenaga listrik sebagai sumber daya produksi maupun sebagai kebutuhan kehidupan sehari-hari mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan. Melihat situasi demikian, maka dicoba untuk melakukan studi kasus pada PT. PLN (Persero) Area Padang guna mengetahui Penerapan PSAK No.1 terhadap penyajian Laporan Keuangan perusahaan yang ditujukan kepada para pengguna atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkan hasilnya yang berjudul “ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) AREA PADANG.

1.1 Rumusan Masalah
      Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah PT. PLN ( Persero ) Area Padang telah  
      sepenuhnya menerapkan PSAK No.1 pada penyusunan laporan keuangan?

1.2 Tujuan Penelitian 
      Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah Untuk menganalisis penerapan PSAK No.1 dalam penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk pelaporan keuangan di PT. PLN ( Persero ) Area Padang.

2. Metode Penelitian

2.1 Variabel Penelitian
      Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan variable penelitian:
1. PSAK No.1, ( Kerangka dasar PSAK No.1 merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunan eksternal. Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum ( general purpose financial statements) yang di sebut laporan keuangan termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna.)
2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang ( Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi memiliki keterbatasan-keterbatasan serta prosedur-prosedur yang tidak dapat dipahami oleh semua pihak, terutama bagi mereka yang tidak mempelajari dan memahami akuntansi).

2.2  Sumber Data
       Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer Yaitu data langsung diperoleh dari sumber-sumber informasi yang relevan dari perusahaan.Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literatur dan bacaan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti guna untuk melengkapi data primer mengenai Penerpan PSAK No.1 tentang Laporan Keuangan.

2.3 Metode analisis data
    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis kualitatif dengan metode analisis deskriptif yaitu alat analisis yang membandingkan dua segi yang berbeda antara teori dan praktek perlu dipertemukan agar dapat diketahui perbedaannya, sejauh apa perbedaan tersebut, apakah bersifat prinsipil. Untuk itu dilakukan analisis perbandingan membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK No.1.

2.4 Hipotesa Penelitian
    Dalam melakukan penelitian ini dapat dibuat hipotesa yaitu diduga laporan keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang sudah sesuai dengan PSAK No.1 terhadap penyajian Laporan Keuangan.

3. Analisis Data dan Hasil 
  Pada dasarnya tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kinerja dari suatu unit bisnis dan untuk meramalkan kinerjanya pada masa yang akan datang. Pelaporan keuangan dapat disajikan dalam penyusunan laporan keuangan, penyusunan catatan atas laporan keuangan dan pengungkapannya. PT. PLN (Persero) Area Padang tidak menyajikan/tidak menyusun laporan arus kas dan laporan perubahan akuitas, karena itu merupakan tugas dari holding.
   Bagi pengguna eksternal PT. PLN hanya menyajikan laaporan keuangan dua jenis yaitu Laporan Posisi Keuangan dan Laporan L/R Komperhensif. Dalam PSAK No.1 terdapat lima unsur laporan keuangan, tetapi pada PT. PLN hanya menyajikan dua laporan keuangan.
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau sering di sebut dengan Neraca merupakan suatu laporan yang menunjukan posisi keuangan entitas per periode.Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang lebih memprioritaskan Asset Tetap yang merupakan penunjang dalam aktivitas perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dengan mengacu kepad PSAK No.1 dan standar yang ada pada PT. PLN.Laporan posisi keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang per 31 Desember 2012 memiliki Aset sebesar Rp. 792.906.547.815 ,Ekuitas Rp. 590.441.842.521, Liabilitas Rp. 202.464.705.294. Rincian atas masing-masing pos di neraca per 31 Desember 2012.
2. Laporan Laba/Rugi Komprehensif
Penyusunan Laporan Laba/Rugi Komprehensif pada PT. PLN (Persero) Area Padang berdasarkan Standar Akuntansi yang berlaku. Pada PSAK No. 1 laporan laba/rugi komprehensif terbagi atas dua bentuk, yaitu laporan laba/rugi berbentuk tunggal atau laporan L/R Per Unsur dan laporan laba/rugi berbentuk ganda atau Laporan L/R Per Fungsi.
    Aset PT. PLN (Persero) Area Padang yang dilaporkan sudah memenuhi sebagian besar ketentuan PSAK No. 1, akan tetapi PT. PLN lebih mendahulukan Aset tetap. Untuk PSAK No. 1 hanya memuat perlakuan akuntansi spesifik yang terjadi dalam suatu entitas, sedangkan perlakuan akuntansi lainnya yang terjadi harus menyesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
   Penerapan PSAK No. 1 Pada Liabilitas Secara garis besar penyajian dan pengungkapan liabilitas/kewajiban tidak sesuai dengan PSAK No. 1. Pada utang lancar PT. PLN (Persero) Area Padang tidak mempunyai pinjaman atau tidak memiliki utang kepada pihak bank, sehingga tidak dicantumkan ke dalam liabilitas. Tetapi PT. PLN memiliki hutang usaha kepada pihak ketiga dan kepada karyawan untuk uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Penerapan PSAK No. 1 Pada Ekuitas PT. PLN (Persero) Area Padang tidak sesuai dengan PSAK No. 1 karena PT. PLN merupaka BUMN yang tidak memiliki modal saham, modal PT. PLN semuanya bersal dari pemerintah.
     Penerapan PSAK No. 1 Pada Pendapatan dan Beban. Pelaporan pendapatan PT. PLN belum sesuai dengan PSAK No. 1 karena PT. PLN mengunakan laporan laba rugi yang nama nya berbeda denga PSAK No. 1 yaitu Laporan L/R Per fungsi. Dalam PSAK No.1 terdapat Laporan L/R Ganda, dimana laporan L/R ganda tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif. Perlakuan beban pada PT. PLN sudah sebagian sesuai dengan PSAK No. 1.
      Penerapan PSAK No. 1 Pada PT. PLN (Persero) Area Padang
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menggunakan dasar hukum yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang di atur dalam Standar Akuntansi Keuangan. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) telah disajikan sesuai dengan ukuran-ukuran normanatif untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang Tahun 2011-2012 yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Laporan keuangan tersebut telah disusun berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi posisi keuangan, laporan laba rugi komperhensif secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

4. Kesimpulan dan Saran
    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 
1. Dalam penerapan Laporan Keuangan, PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku.
2. Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara penuh kegiatan perusahaan.
3. Laporan Keuangan disajikan setiap akhir periode berjalan/akhir tahun.
4. PT. PLN (Persero) Area Padang telah menyajikan laporan keuangan pokok yg sesuai dengan PSAK No.1 yaitu berupa Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif. PT. PLN (Persero) Area Padang tidak membuat Catatan Atas Laporan Keuangan Karena PLN tidak mempunyai saham.
5. Penyusunan Dalam Laporan Posisi Keuangan PT. PLN (Persero) Area Padang belum sesuai dengan PSAK No. 1, Karena PT. PLN lebih mendahulukan Aset Tetap sedangkan dalam penyusunan dalam PSAK No. 1 dimulai dari Aset Lancar.
6. Penyusunan Laporan Laba Rugi Komprehensif telah menyajikan bentuk dua laporan yaitu laporan Laba Rugi Per Unsur dan Laporan Laba Rugi Per Fungsi.

Saran 
  Saran yang peneliti berikan untuk kesempurnaaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:  
Bagi PT. PLN (Persero) Area Padang
a) Untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan tahun berikutnya diharapkan PT. PLN (Persero) Area Padang untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan sepenuhnya agar laporan keuangan yang dihasilkan efektif dan bermanfaat bagi semua pihak.
b) Beberapa praktik akuntansi yang sudah sesuai dengan PSAK No. 1 diharapkan terus konsisten untuk diterapkan supaya informasi yang dihasilkan memiliki daya banding yang tinggi.

 



Kamis, 07 November 2013

Review Jurnal Etika Profesi Akuntansi

Judul Penelitian :Persepsi Akuntan,Mahasiswa Akuntansi,Dan Karyawan Akuntansi Dipandang                            Dari Segi Gender Terhadap                     Etika Bisnis Dan Etika Profesi. ( Studi Wilayah Surakarta )
Penulis            : Indiana Farid Martadi
                          Sri Suranta
                          Universitas  Sebelas Maret
Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_885466244943.pdf

ABSTRAK
    The ethic on business and profession is a topic quite attracted for the society. This study focuses on the ethics of business and profession viewed from the point of gender. The aim of this research is to test the difference of perception on business and profession ethics between the accountants, the student of the accounting department, and officials of the accounting department in Surakarta.
    The population of this research is all accountants, students of the accounting department, and the officials of accounting in the Surakarta city. The sample was taken about 121 respondent from the population. The data were collected by using questionnaires. The validity of the data was tested by implementing construct validity. From computation, one of the 25 items of questionnaires for the data on business ethic (item 14) was not valid, and one from the 19 items on the profession ethic (item vi. 1) was not valid. The reliability of the data was tested by implementing the Cronbach Alpha. The normality of the data was tested by implementing the one sample Kolmogorov Smirnov.
    The result of the hypothesis testing on the business ethic shows that there is not significant difference in the perception on the business ethic between the accountants, the students of the accounting department, and the officials of accounting viewed from the point of gender. The result of the hypothesis testing on the profession ethic shows that among the officials of accounting there is a significant different on the perception of the profession ethic viewed from the point of gender, but between the students of the accounting department and the accountants there is no significant difference.

Keywords: business ethics, profession ethics, accountant, student of accounting department, employee of accounting department, gender.
K-AMEN

A.    PENDAHULUAN
      Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, WTO, GATT, dan GATS tidak hanya merundingkan masalah perdagangan komoditi riil, namun juga sektor jasa. Kedua, akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dalam rangka kerjasama ekonomi APEC pada tahun 2010 bagi negara maju dan pada tahun 2020 bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan ASEAN, yaitu AFTA (Ekayani dan Adi Putra, 2003).
   Disamping itu, kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu, segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi akuntansi. Untuk mengantisipasi hal itu, maka profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Machfoedz dalam Winarna dan Retnowati, 2004).
      Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah.
Disamping lingkungan bisnis, hal yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo dalam Murtanto dan Marini, 2003). Oleh karena itu, calon akuntan (mahasiswa) perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah-malasah etika bisnis dan etika profesi yang akan mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal ini berarti keberadaaan pendididikan etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi di Indonesia.
     Bersamaan dengan profesional lainnya di bidang bisnis, dalam praktik akuntansi jumlah kaum perempuan yang memasuki profesi sebagai akuntan publik telah meningkat secara drastis (Trapp et al., dalam Murtanto dan Marini, 2003). Sejarah perkembangan perempuan di bidang akuntansi merefleksi suatu perjuangan yang panjang untuk mengatasi penghalang dan batasan yang diciptakan oleh struktur sosial yang kaku, diskriminasi, pembedaaan gender, ketidakpastian konsep, dan konflik antara rumah tangga dan karir (Reid et al., dalam Murtanto dan Marini, 2003)

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika bisnis?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi akuntan?
Tujuan Penelitian
1.Memberikan pengetahuan empiris mengenai perbandingan antara persepsi etis baik etika bisnis maupun etika profesi bagi akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita.
2.Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan kajian lebih luas dalam bahasan ini.
B.    Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling. Populasi dalam peneilitian ini adalah akuntan, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi di wilayah Surakarta. Pengambilan sampel (sampling) dilakukan dengan menggunakan tipe non probability sampling yaitu dengan metode purposive sampling .Jumlah sampel minimum yang akan diteliti untuk masing-masing kelompok responden adalah 30 orang, hal ini sesuai dengan rules of thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000). 
2. Metode Pengumpulan Data .Penelitian ini menggunakan data primer dengan teknik kuesioner    dalam     mengumpulkan data yang dibutuhkan .
3. Analisis Data.Teknik pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini     adalah One  Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang terdapat pada pogram     komputer SPSS     12.0 for Windows. Pengujian hipotesis pada penelitian     persepsi responden yang     dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis     dan etika profesi digunakan alat     uji statistik Indenpendent-Samples T     Test. Pengambilan keputusan dilakukan dengan     membandingkan signifikansi hasil     pengujian dengan tingkat signifikansi 0,05. Nilai     signifikansi dari uji normalitas ini     haruslah sebesar 0,05, karena jika nilai     signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data     tidak terdistribusi secara     normal.Dasar pengambilan keputusannya adalah jika    probabilitas lebih besar     dari 0,05 maka Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan signifikan     antara kelompok     sampel. Sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha     diterima, artinya     terdapat perbedaan signifikan antara kelompok sampel.
4. Pengujian Instrumen .Uji Validitas Pengujian terhadap validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearsons dengan bantuan program SPSS for Windows release 12.00. Uji reliabilitas dianalisis dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu Cronbach’s Alpha yang terdapat pada program komputer SPSS 12.0 for Windows.
 5. Hipotesis Penelitian
 a. Hipotesis Penelitian I
 Ha1 :Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria,mahasiswa akuntansi,   dan  karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita,mahasiswi akuntans karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika bisnis.
 b..Hipotesis Penelitian II
 Ha2: Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita,mahasiswa akuntansi, dan  karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi akuntan.
C.    Hasil Penelitian Dan Pembahasan
       Hasil pengolahan data tentang demografi responden adalah sebagai berikut :
    Untuk hasil validitas pernyataan responden terhadap etika profesi dinyatakan bahwa hanya pernyataan VI1 saja yang tidak valid (tabel 4 lampiran), sehingga dalam pengujian nanti pernyataan VI1 akan dikeluarkan atau tidak digunakan dalam pengujian.
    Dari hasil uji reliabilitas pernyataan responden terhadap etika bisnis diperoleh koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,798 (tabel 5 lampiran) dan sebesar 0,670 (tabel 6 lampiran) untuk etika profesi. Kedua Koefisien tersebut termasuk kategori reliabel jika berdasar ukuran yang diterapkan Nunnaly Apabila berdasar indeks yang dikemukakan oleh Sekaran maka kedua koefisien Cronbach Alpha tersebut memiliki reliabilitas instrumen sedang.
    Dari hasil pengujian nomalitas menunjukkan bahwa seluruh kelompok sampel dari etika bisnis terdistribusi normal karena seluruh nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05.Sebaliknya, hasil pengujian nomalitas etika profesi sebelum trimming, terlihat bahwa kelompok karyawan dan kelompok umum tidak terdistribusi secara normal, maka dengan ini akan dilakukan trimming secara keseluruhan .Setelah dilakukan trimming secara keseluruhan terhadap data etika profesi, maka terlihat data dari semua kelompok terdistribusi secara normal, karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Sehingga data yang dianggap sebagai outlier dianggap gugur.
    Dari hasil pengujian uji hipotesis menunjukkan bahwa Uji Hipotesis Penelitian I responden dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis  untuk masing-masing kelompok responden baik itu akuntan, mahasiswa, karyawan bagian akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika binis jika dipandang dari segi gender.Uji Hipotesis Penelitian II responden dipandang dari segi gender terhadap etika profesi terdapat perbedaan persepsi terhadap etika profesi jika dipanadang dari segi gender pada responden karyawan bagian akuntansi.
D.    Kesimpulan
    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a.    Peneilitian I
    Berdasarkan hasil uji Independent-Samples T Test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika bisnis.
b.    Penelitian II
    Berdasarkan hasil uji Independent-Samples T Test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswi akuntansi terhadapa etika profesi. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara karyawan bagian akuntansi pria dengan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi.

Saran
    Saran yang peneliti berikan untuk kesempurnaaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:   1. Penelitian mendatang sebaiknya memperluas area survei atau mencoba di luar wilayah Surakarta.
2.Penelitan mendatang sebaiknya membedakan kelompok responden akuntan atau bahkan menambah kelompok akuntan yang dijadikan sampel ( akuntan manajemen, akuntan pemerintah).
3.Penelitian mendatang sebaiknya memisahkan karyawan bagian akuntansi dari berbagai jenis industri karena tantangan masing-masing jenis industri tentu berbeda. 
4.Penelitian mendatang sebaiknya memandang kelompok responden akuntan publik dan akuntan pengajar tidak hanya dari segi gender, tetapi juga dipandang dari segi level hierarkis (senior dan junior).