Kamis, 07 November 2013

Review Jurnal Etika Profesi Akuntansi

Judul Penelitian :Persepsi Akuntan,Mahasiswa Akuntansi,Dan Karyawan Akuntansi Dipandang                            Dari Segi Gender Terhadap                     Etika Bisnis Dan Etika Profesi. ( Studi Wilayah Surakarta )
Penulis            : Indiana Farid Martadi
                          Sri Suranta
                          Universitas  Sebelas Maret
Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_885466244943.pdf

ABSTRAK
    The ethic on business and profession is a topic quite attracted for the society. This study focuses on the ethics of business and profession viewed from the point of gender. The aim of this research is to test the difference of perception on business and profession ethics between the accountants, the student of the accounting department, and officials of the accounting department in Surakarta.
    The population of this research is all accountants, students of the accounting department, and the officials of accounting in the Surakarta city. The sample was taken about 121 respondent from the population. The data were collected by using questionnaires. The validity of the data was tested by implementing construct validity. From computation, one of the 25 items of questionnaires for the data on business ethic (item 14) was not valid, and one from the 19 items on the profession ethic (item vi. 1) was not valid. The reliability of the data was tested by implementing the Cronbach Alpha. The normality of the data was tested by implementing the one sample Kolmogorov Smirnov.
    The result of the hypothesis testing on the business ethic shows that there is not significant difference in the perception on the business ethic between the accountants, the students of the accounting department, and the officials of accounting viewed from the point of gender. The result of the hypothesis testing on the profession ethic shows that among the officials of accounting there is a significant different on the perception of the profession ethic viewed from the point of gender, but between the students of the accounting department and the accountants there is no significant difference.

Keywords: business ethics, profession ethics, accountant, student of accounting department, employee of accounting department, gender.
K-AMEN

A.    PENDAHULUAN
      Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah berikut ini. Pertama, WTO, GATT, dan GATS tidak hanya merundingkan masalah perdagangan komoditi riil, namun juga sektor jasa. Kedua, akan diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dalam rangka kerjasama ekonomi APEC pada tahun 2010 bagi negara maju dan pada tahun 2020 bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga, diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara di kawasan ASEAN, yaitu AFTA (Ekayani dan Adi Putra, 2003).
   Disamping itu, kemajuan ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan bisnis yang cukup tajam. Semua usaha bisnis tersebut berusaha untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu, segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi akuntansi. Untuk mengantisipasi hal itu, maka profesionalisme suatu profesi harus dimiliki oleh setiap anggota profesi, yaitu berkeahlian, berpengetahuan, dan berkarakter. Karakter menunjukkan personalitas seorang profesionalisme yang diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Machfoedz dalam Winarna dan Retnowati, 2004).
      Di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan publik, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah.
Disamping lingkungan bisnis, hal yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo dalam Murtanto dan Marini, 2003). Oleh karena itu, calon akuntan (mahasiswa) perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah-malasah etika bisnis dan etika profesi yang akan mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Dalam hal ini berarti keberadaaan pendididikan etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi di bidang akuntansi di Indonesia.
     Bersamaan dengan profesional lainnya di bidang bisnis, dalam praktik akuntansi jumlah kaum perempuan yang memasuki profesi sebagai akuntan publik telah meningkat secara drastis (Trapp et al., dalam Murtanto dan Marini, 2003). Sejarah perkembangan perempuan di bidang akuntansi merefleksi suatu perjuangan yang panjang untuk mengatasi penghalang dan batasan yang diciptakan oleh struktur sosial yang kaku, diskriminasi, pembedaaan gender, ketidakpastian konsep, dan konflik antara rumah tangga dan karir (Reid et al., dalam Murtanto dan Marini, 2003)

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika bisnis?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi akuntan?
Tujuan Penelitian
1.Memberikan pengetahuan empiris mengenai perbandingan antara persepsi etis baik etika bisnis maupun etika profesi bagi akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi wanita.
2.Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan kajian lebih luas dalam bahasan ini.
B.    Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling. Populasi dalam peneilitian ini adalah akuntan, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi di wilayah Surakarta. Pengambilan sampel (sampling) dilakukan dengan menggunakan tipe non probability sampling yaitu dengan metode purposive sampling .Jumlah sampel minimum yang akan diteliti untuk masing-masing kelompok responden adalah 30 orang, hal ini sesuai dengan rules of thumb yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2000). 
2. Metode Pengumpulan Data .Penelitian ini menggunakan data primer dengan teknik kuesioner    dalam     mengumpulkan data yang dibutuhkan .
3. Analisis Data.Teknik pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini     adalah One  Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang terdapat pada pogram     komputer SPSS     12.0 for Windows. Pengujian hipotesis pada penelitian     persepsi responden yang     dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis     dan etika profesi digunakan alat     uji statistik Indenpendent-Samples T     Test. Pengambilan keputusan dilakukan dengan     membandingkan signifikansi hasil     pengujian dengan tingkat signifikansi 0,05. Nilai     signifikansi dari uji normalitas ini     haruslah sebesar 0,05, karena jika nilai     signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data     tidak terdistribusi secara     normal.Dasar pengambilan keputusannya adalah jika    probabilitas lebih besar     dari 0,05 maka Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan signifikan     antara kelompok     sampel. Sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha     diterima, artinya     terdapat perbedaan signifikan antara kelompok sampel.
4. Pengujian Instrumen .Uji Validitas Pengujian terhadap validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearsons dengan bantuan program SPSS for Windows release 12.00. Uji reliabilitas dianalisis dengan menggunakan teknik dari Cronbach yaitu Cronbach’s Alpha yang terdapat pada program komputer SPSS 12.0 for Windows.
 5. Hipotesis Penelitian
 a. Hipotesis Penelitian I
 Ha1 :Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria,mahasiswa akuntansi,   dan  karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita,mahasiswi akuntans karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika bisnis.
 b..Hipotesis Penelitian II
 Ha2: Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi karyawan bagian akuntansi pria dengan akuntan wanita,mahasiswa akuntansi, dan  karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi akuntan.
C.    Hasil Penelitian Dan Pembahasan
       Hasil pengolahan data tentang demografi responden adalah sebagai berikut :
    Untuk hasil validitas pernyataan responden terhadap etika profesi dinyatakan bahwa hanya pernyataan VI1 saja yang tidak valid (tabel 4 lampiran), sehingga dalam pengujian nanti pernyataan VI1 akan dikeluarkan atau tidak digunakan dalam pengujian.
    Dari hasil uji reliabilitas pernyataan responden terhadap etika bisnis diperoleh koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,798 (tabel 5 lampiran) dan sebesar 0,670 (tabel 6 lampiran) untuk etika profesi. Kedua Koefisien tersebut termasuk kategori reliabel jika berdasar ukuran yang diterapkan Nunnaly Apabila berdasar indeks yang dikemukakan oleh Sekaran maka kedua koefisien Cronbach Alpha tersebut memiliki reliabilitas instrumen sedang.
    Dari hasil pengujian nomalitas menunjukkan bahwa seluruh kelompok sampel dari etika bisnis terdistribusi normal karena seluruh nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05.Sebaliknya, hasil pengujian nomalitas etika profesi sebelum trimming, terlihat bahwa kelompok karyawan dan kelompok umum tidak terdistribusi secara normal, maka dengan ini akan dilakukan trimming secara keseluruhan .Setelah dilakukan trimming secara keseluruhan terhadap data etika profesi, maka terlihat data dari semua kelompok terdistribusi secara normal, karena nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05. Sehingga data yang dianggap sebagai outlier dianggap gugur.
    Dari hasil pengujian uji hipotesis menunjukkan bahwa Uji Hipotesis Penelitian I responden dipandang dari segi gender terhadap etika bisnis  untuk masing-masing kelompok responden baik itu akuntan, mahasiswa, karyawan bagian akuntansi tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap etika binis jika dipandang dari segi gender.Uji Hipotesis Penelitian II responden dipandang dari segi gender terhadap etika profesi terdapat perbedaan persepsi terhadap etika profesi jika dipanadang dari segi gender pada responden karyawan bagian akuntansi.
D.    Kesimpulan
    Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a.    Peneilitian I
    Berdasarkan hasil uji Independent-Samples T Test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi dengan akuntan wanita, mahasiswi akuntansi, dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika bisnis.
b.    Penelitian II
    Berdasarkan hasil uji Independent-Samples T Test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswi akuntansi terhadapa etika profesi. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara karyawan bagian akuntansi pria dengan karyawan bagian akuntansi wanita terhadap etika profesi.

Saran
    Saran yang peneliti berikan untuk kesempurnaaan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:   1. Penelitian mendatang sebaiknya memperluas area survei atau mencoba di luar wilayah Surakarta.
2.Penelitan mendatang sebaiknya membedakan kelompok responden akuntan atau bahkan menambah kelompok akuntan yang dijadikan sampel ( akuntan manajemen, akuntan pemerintah).
3.Penelitian mendatang sebaiknya memisahkan karyawan bagian akuntansi dari berbagai jenis industri karena tantangan masing-masing jenis industri tentu berbeda. 
4.Penelitian mendatang sebaiknya memandang kelompok responden akuntan publik dan akuntan pengajar tidak hanya dari segi gender, tetapi juga dipandang dari segi level hierarkis (senior dan junior).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar